Perkebunan Kakao di Glenmore Banyuwangi

Diposting oleh PERKEBUNAN_86 on Jumat, 11 November 2011

Perkebunan Kakao di Glenmore Banyuwangi

kakao3Pada tanggal 16-18 Agustus 2009, KSU Pointer mengadakan rekreasi ke Daerah Kalibaru, Banyuwangi. Dalam perjalanan wisata ini, Kalibaru Cottages selaku penyelenggara wisata memberikan alternatif berwisata yang berbeda dari beberapa penyelenggara wisata lainnya. Wisata pendidikan (study tour) adalah nama untuk wisata yang diselenggarakan oleh Kalibaru Cottages. Kami diajak berkunjung ke beberapa perkebunan dan tempat pengolahan hasil kebun, diantaranya adalah perkebunan kakao dan tempat pengolahannya. Kunjungan ke perkebunan kakao dilaksanakan pada hari Selasa 18 Agustus 2009 pukul 10.30 setelah mengunjungi perkebunan karet. Perkebunan kakao yang kami kunjungi merupakan perkebunan milik swasta (PT. Glen More) yang terletak di Desa Glenmore, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, kira-kira 45 menit dari Kalibaru Cottages tempat kami menginap. Luas perkebunan kakao di Glenmore kira-kira mencapai 500 hektar. Peserta yang penasaran langsung berhamburan ke perkebunan yang menghasilkan makanan yang difavoritkan hampir semua orang ini. Melihat buah kakao yang sangat lebat dan mencari buah yang sudah masak merupakan suasana yang sangat berkesan. Wisata ini bukan hanya membuat kami senang, tetapi juga memberi kami wawasan baru tentang perkebunan kakao di Indonesia terutama Banyuwangi.
kakao55kakao44Kami sedang berlomba mencari kakao yang sudah masak
A. Jenis Kakao
Tanaman kakao (Theobroma Cacao L) atau lebih dikenal dengan nama cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai macam tetapi yang banyak dikembangkan sebagai tanaman perkebunan ada tiga, yaitu: criolloforastero, dan trinitario.
1.    Criollo menghasilkan biji cokelat yang bermutu tinggi dan dikenal sebagai edel cocoa atau cokelat mulia. Kulit buah berwarna merah atau hijau, berbintil-bintil kasar dan lunak. Bijinya berbentuk bulat dan berukuran besar, kulit bijinya (kotiledon) berwarna putih waktu masih basah, biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan cokelat bermutu tinggi.
kakao38Edel cocoa setelah dipanggang
2.    Forastero menghasilkan cokelat yang bermutu sedang, dikenal dengan bulk cocoa atau ordinary cocoa. Kulit buah berwarna hijau dan tebal. Bijinya tipis atau gepeng dan kulit bijinya (kotiledon) berwarna ungu waktu masih basah.
kakao37Bulk cocoa setelah dipanggang
3.    Trinitario merupakan campuran atau hibrida dari jenis criollo dan forastero sehingga cokelat jenis ini sangat heterogen baik warna kulit, bentuk biji, maupun mutunya.
Menurut keterangan pemandu, kakao di perkebunan Glenmore ini ada yang kulit buahnya merah, hijau, dan kuning yang menghasilkan jenis edel cocoa dan bulk cocoa. Kami bisa dengan mudah mengenali kakao dari warna kulitnya tetapi sangat sulit untuk membedakan mana yang edel dan mana yang bulk pada waktu kakao masih terbungkus kulit. Pada saat kami buka beberapa buah kakao yang sudah masak, semua bijinya tidak ada yang bulat dan berwarna putih, ini berarti semuanya termasuk bulk cocoa.
kakao39Edel cocoa berwarna lebih terang dibanding bulk cocoa
B. Bagian Tanaman Kakao
Tanaman kakao yang berasal dari biji (generatif) mempunyai akar tunggang yang tumbuh lurus ke bawah dan memiliki beberapa akar sekunder yang menyebar di sekitar pohon. Tanaman yang berasal dari stek tidak mempunyai akar tunggang tetapi mempunyai beberapa akar yang berfungsi seperti akar tunggang.
Tanaman kakao mempunyai cabang yang bersifat dimorphous (dua tipe cabang) yaitu cabang yang selalu tumbuh vertikal dan cabang yang selalu tumbuh horizontal. Batang kakao membentuk 3-6 cabang kipas yang bertemu pada satu titik yang disebut jorquette.
kakao2Cabang-cabang pada pohon kakao
Daun kakao berwarna hijau tua, berbentuk lonjong, dan kaku. Lebar dan panjang daun kakao tergantung kesuburan tanaman. Pada tanaman yang subur, panjang daun kakao bisa mencapai 30 cm. Daun muda ada yang berwarna hijau muda, hijau kemerahan, atau merah, tergantung jenis kakaonya.
kakao11kakao4Daun kakao yang masih muda
Tanaman kakao berbunga sepanjang tahun, tumbuh secara berkelompok pada bantal-bantal bunga yang menempel pada batang, cabang, dan ranting pohon. Setiap bunga mengandung benang sari dan putik yang berarti tanaman ini bersifat hermaprodit.
kakao8
kakao32Bunga kakao berkulit hijau dan bunga kakao berkulit merah
Kulit buah kakao ada yang berwarna hijau atau merah. Kulit yang berwarna hijau muda atau hijau tua akan berubah menjadi kuning pada waktu kakao sudah masak, sedangkan kakao yang berkulit merah pada waktu sudah masak akan berubah menjadi oranye. Buah kakao menjadi masak setelah 5-6 bulan dari proses penyerbukan. Setiap tongkol kakao forastero berisi 30-50 biji dengan berat 0,8 sampai 1,3 gram per biji.
2009-08-18-106kakao10Kakao berkulit merah dan kakao berkulit hijau
kakao42
kakao41Biji kakao jenis forastero dalam kondisi masih basah
C. Syarat Tumbuh Tanaman Kakao
Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan ketinggian kurang dari 600 meter di atas permukaan laut. Lapisan tanah minimum setebal 90 cm, cukup gembur, banyak mengandung humus dan bahan organik, memiliki kadar hara yang tinggi dengan keseimbangan yang baik, memiliki pH 6-7,5, dan mengandung cukup air dan udara. Tumbuh dengan baik di daerah yang mempunyai suhu dan kelembaban seperti hutan tropis, yang memiliki curah hujan 1.300-1.500 mm/tahun.
Glenmore berada pada ketinggian 300 meter di atas permukaan laut. Udaranya yang sejuk, tanah yang gembur, dan tersedianya cukup air membuat daerah ini sangat cocok untuk dijadikan perkebunan kakao. Oleh sebab itu, kakao di Glenmore tumbuh subur dan berbuah lebat.
kakao29
kakao14
kakao56kakao24Kakao di Glenmore berbuah lebat
D. Pembibitan
Bibit kakao dipilih dari pohon yang sudah berusia lebih dari 10 tahun, sehat, berbatang kokoh, berbuah lebat. Bibit diambil dari buah yang bentuknya normal, tidak terserang penyakit, dan sudah masak. Kulit buah dibuka, biji diambil bagian poros atau tengah buah kira-kira satu tongkol diambil 20-25 biji saja. Biji dibersihkan lendirnya, dicuci dengan fungisida, dan dikeringkan di bawah sinar matahari. Setelah kering biji siap disemaikan. Biji cokelat hanya dapat bertahan maksimum 3 minggu setelah pemetikan. Benih disemaikan pada bedengan dengan jarak 2,5 cm x 5 cm. Bedengan ditutup dengan ilalang kering dan disiram setiap pagi dan sore. Setelah berumur 4-5 hari benih sudah mulai berkecambah dan setelah keping benih tersembul ke atas, bibit harus segera dipindahkan ke polibag dan disiram 2 kali sehari. Pemupukan dilakukan 14 hari sekali sampai bibit berumur tiga bulan.
Pada waktu berkunjung ke perkebunan kakao di Glenmore, kami tidak menemukan pembibitan kakao.
E. Penanaman Kakao
Bibit kakao ditanam pada usia kurang lebih 4 bulan. Lahan yang akan ditanami kakao dibuat lubang sedalam 30-80 cm tergantung pada tekstur tanahnya. Tanaman kakao membutuhkan pohon pelindung yang sebaiknya ditanam satu tahun sebelum penanaman kakao. Pohon pelindung yang paling baik untuk tanaman kakao adalah lamtoro. Jarak antar tanaman kakao adalah 3 m x 3 m, jarak antar tanaman pelindung adalah 3 m x 6 m, sedangkan jarak antara tanaman kakao dengan tanaman pelindung adalah 1,5 m.
kakao27kakao28Perkebunan kakao di Glenmore menggunakan lamtoro sebagai pohon pelindung
Pemupukan tanaman yang belum berproduksi adalah 2-3 kali dalam setahun tergantung kebutuhan, sedangkan untuk tanaman yang sudah berproduksi dilakukan dua kali setahun yaitu pada permulaan musim hujan dan pada akhir musim hujan.
F. Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman kakao ada tiga jenis, yaitu: pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, dan pemangkasan produksi. Pemangkasan bentuk dilakukan pada waktu pohon kakao masih berumur kurang dari satu tahun. Pemangkasan bertujuan untuk mendapatkan cabang-cabang yang arahnya merata supaya pertumbuhannya seimbang. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan pada usia kurang dari dua tahun. Pemangkasan ini bertujuan untuk membuang cabang yang kering, menggantung, melintang, atau terlalu rimbun. Pemangkasan produksi bertujuan untuk mendorong tanaman berproduksi maksimum. Pemangkasan ini dilakukan dengan membuang daun-daun yang terlalu lebat sehingga sinar matahari dapat mencapai tajuk yang lebih dalam. Dengan demikian dapat meningkatkan makanan dari daun untuk perkembangan buah kakao. Disamping itu dapat pula dilakukan pemangkasan pohon pelindung. Pemangkasan dilakukan pada pohon pelindung terlalu rimbun dan cabang-cabang yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Pemangkasan dilakukan satu tahun sekali pada awal musim hujan secara berselang seling antara pohon pelindung yang saling berdekatan supaya fungsinya sebagai pelindung tetap terjaga. Daun dan ranting yang sudah dipangkas ditaruh di bawah pohon kakao dan dibiarkan hancur menjadi pupuk organik.
kakao12
kakao26Pemangkasan ranting dan daun kakao untuk meningkatkan produksi
G. Hama dan Penyakit
Hama tanaman kakao antara lain: penggerek cabang, kepik penghisap buah, penggerek buah, kutu putih, ulat kantong, semut, dan toxoptera aurantii bayer. Di perkebunan Glenmore saya menemukan beberapa buah coklat yang diserang hama kutu putih (planococus citri) sehingga kulit buahnya menjadi rusak.
kakao5
kakao34Buah kakao yang terserang hama kutu putih
Pada cabang beberapa tanaman coklat saya lihat, ada kantong plastik yang menggantung. Menurut keterangan pemandu, kantong plastik ini berisi gula merah. Gula merah pada kantong plastik ini digunakan untuk menarik semut yang banyak berada di pohon kakao agar semut-semut itu tidak mengganggu perkembangan bunga kakao. Semut menyukai bunga kakao karena menurut keterangan yang kami peroleh bunga kakao ini rasanya manis.
kakao15
kakao16Kantong plastik berisi gula untuk menarik semut yang merusak bunga kakao
Beberapa penyakit pada tanaman kakao antara lain:
  • Busuk buah dan kanker batang yang disebabkan oleh cendawan Phytoptora palmivora butler. Biasanya ditandai dengan ujung buah yang berupa bercak hitam.
kakao7
Buah yang terserang penyakit busuk buah
  • Busuk buah diplodia yang meninggalkan spora berwarna hitam pada waktu buah yang terserang sudah mengering.
kakao22Bagian tanaman yang terserang busuk buah diplodia
  • Vascular steak dieback (VSD) disebabkan oleh jamur oncobasidium theobromae yang ditandai dengan bintik-bintik kecil berwarna hijau pada daun yang terinfeksi.
  • Bercak daun, mati ranting, dan busuk buah disebabkan oleh jamur colletotrichum sp. Serangan pada daun menyebabkan terjadinya bercak coklat yang dikelilingi lingkaran berwarna kuning.
kakao31Tanaman kakao yang terkena penyakit bercak daun
  • Busuk buah monilia yang disebabkan oleh cendawan monilia roreri cif. Biasanya menyerang buah yang masih muda yang ditandai adanya sekresi lendir pada buah.
kakao30Buah muda yang terkena penyakit monilia
  • Penyakit akar yang disebabkan oleh cendawan akar.
H. Panen
Pohon kakao sudah mulai belajar berbuah setelah berumur satu tahun, ini berbeda dengan kakao pada waktu pertama kali dikembangkan di Indonesia tahun 1990-an yang baru belajar berbuah pada umur 3 tahun. Setelah belajar berbuah, tahun-tahun berikutnya pohon kakao sudah mulai berbuah lebat. Buah yang masak ditandai dengan kulit buah yang berubah warna menjadi kuning atau oranye. Memetik buah kakao tidak boleh dilakukan dengan memutar tangkai buah karena bisa merusak bantalan buah. Pemetikan dapat dilakukan dengan menggunakan pisau atau sabit dengan cara memotong tangkai dekat bantalan buah dengan hati-hati.
kakao20kakao25
kakao33
kakao40Kulit buah kakao yang berubah warna menjadi kuning atau oranye menandakan kakao sudah masak dan siap dipanen.
kunjungan kami ke Glenmore tidak bertepatan dengan musim panen kakao sehingga tidak banyak buah kakao yang masak. Panen besar mungkin baru tiba 4 bulan lagi yaitu pada bulan Desember. Pak Kamto selaku pemandu memberikan beberapa penjelasan seputar tanaman kakao. Sambil mendengarkan penjelasannya, kami amati kakao di sekitar kami, siapa tahu ada yang masak. Setelah mencari ke tengah perkebunan, akhirnya kami menemukan beberapa kakao yang sudah masak, wah… lega sekali rasanya.
kakao45
kakao46Pemandu menjelaskan seputar tanaman kakao
I. Pengolahan Buah Kakao
Setelah mengunjungi perkebunan, Pak Kamto mengajak kami ke tempat pengolahan kakao yang berada tidak jauh dari area perkebunan. Karena belum musim panen kakao, maka di tempat ini tidak ada proses apa pun. Meskipun demikian, Pemandu tetap menjelaskan proses pengolahan kakao mulai dari pencucian sampai pemanggangan.
Setelah dipetik, buah kakao dibuka dan diambil bijianya. Biji ini dikelompokkan menjadi dua yaitu edel dan bulk. Biji kakao kemudian difermentasikan selama tiga hari dalam kotak kayu berukuran 200 cm x 120 cm dengan tinggi 80 m. Fermentasi ini bertujuan untuk menghilangkan lendir pada biji kakao. Suhu fermentasi antara 25⁰C sampai 45⁰C. Setelah difermentasikan, biji kakao kemudian dicuci untuk membersihkan lendir-lendir yang masih menempel pada biji. Setelah itu ditiriskan kemudian dikeringkan selama 2 hari dengan suhu maksimum 70⁰C. Setelah kering kakao dipanggang selama 6 jam. Kemudian masing-masing jenis dipisahkan (disortir) berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan sehingga menjadi biji kakao kwalitas 1, kualitas 2, dan kualitas 3. Kakao yang telah disortir dimasukkan ke dalam karung dan disimpan di gudang. Kakao yang sudah dipanggang ini siap dikirim ke perusahaan lain untuk diproses menjadi cokelat. Biasanya kakao dari Glenmore ini dikirim ke perusahaan pembuat cokelat di Surabaya.
kakao35
kakao50Tempat dan standar suhu untuk fermentasi
kakao57
kakao58Tempat mencuci dan meniriskan kakao
kakao51kakao52Tempat dan standar suhu pengeringan kakao
kakao53kakao60
Alat pemanggangan kakao menggunakan bahan bakar kayu
kakao59kakao541Tempat sortir dan gudang penyimpanan kakao
Seandainya di Glenmore mengolah kakao hingga menjadi cokelat jadi, pasti sekarang ini kami sudah berlomba makan cokelat. Ya, seperti kunjungan ke Kebun kelapa, kami bisa langsung mencicipi dan membeli hasil pengolahan gula kelapa.
Koleksi foto tanaman kakao

{ 1 komentar... read them below or add one }

ilyas Amir mengatakan...

exelent

Posting Komentar