Kerinci Menjadi Percontohan Nasional Dalam Penanganan Enceng Gondok

Diposting oleh PERKEBUNAN_86 on Senin, 28 November 2011


Kerinci Menjadi Percontohan Nasional Dalam Penanganan Enceng Gondok

Enceng Gondok
Wakil Bupati Kerinci Menjadi Pembicara Utama di Semarang dalam acara Konferensi Nasional Danau Indonesia II di Hotel Patra Semarang pada Tanggal 14 Oktober 2011. Hadir dalam Acara tersebut adalah Menteri Lingkungan Hidup RI, Bapak Gusti Muhammad Hatta, Gubernur Jawa Tengah Bapak Bibit Waluyo, Bupati dari daerah yang memiliki danau di Indonesia serta Asisten Gubernur dari seluruh Indonesia yang daerah memiliki Danau.
Kabupaten Kerinci dinilai berhasil dalam pengendalian tanaman enceng gondok yang telah banyak merugikan ekosistem danau. Terutama penanganan terhadap berkembangbiaknya tanaman enceng gondok di Danau Kerinci.
Wakil Bupati Kerinci, Drs. H. Mohd. Rahman, MM dalam pemaparannya mengatakan bahwa berbagai upaya telah dilakukan oleh Kabupaten Kerinci dalam pengendalian tanaman enceng gondok yang sudah sangat meresahkan warga Kerinci.
Berbagai cara telah diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci, mulai dari cara mekanis dengan mengangkat dan membuang eceng gondok dari danau ke daratan oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI waktu itu) dalam program ABRI Masuk Desa dan juga Dinas Pekerjaan Umum, tidak berhasil. Lalu secara kimiawi dengan penyemprotan larutan herbas, juga gagal.
Ada juga upaya untuk memanfaatkan populasi eceng gondok yang selama ini dianggap sebagai sumber pencemaran, dikonversi menjadi bahan baku kerajinan anyaman dengan pembinaan oleh Dinas Perindustrian setempat, namun upaya ini juga tidak membuahkan hasil optimal.
Akibatnya, eceng gondok terus berkembang sampai menutupi hampir 70% permukaan danau Kerinci, dan berdampak menurunkan produksi perikanan. Dari 780 ton/tahun menjadi 280 ton/tahun. Pemerintah Kabupaten Kerinci bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi dan Puslitbang Limnologi LIPI Bogor serta Fakultas Perikanan IPB Bogor, memulai program manipulasi biologi untuk mengendalikan pengembangbiakan eceng gondok itu.
Sehingga ditemukanlah sebuah cara yang sangat ramah lingkungan sekaligus menguntungkan untuk mengendalikan tanaman enceng gondok ini. Caranya adalah dengan menebarkan ikan koan ke dalam Danau Kerinci. Ikan koan inilah yang setiap hari memakan enceng gondok, sehingga populasi enceng gondok dapat dikendalikan secara alami. Demikian urai Wakil Bupati Kerinci dihadapan peserta yang terkagum-kagum dan bertepuk tangan dengan riuh.
"Ribuan Ikan Koan yang kami tebarkan itu yang memakan enceng gondok. Pemberian ikan itu tidak semata-mata dilakukan oleh Pemerintah, tetapi juga melibatkan masyarakat setempat dalam pelaksanaannya. Pelibatan masyarakat itu penting agar ikan yang sudah ditebar itu tidak kemudian dipancing atau ditangkap oleh penduduk". Tambah Mohd. Rahman.
Masyarakat di sekitar Danau Kerinci kita arahkan untuk tidak terlebih dahulu menangkap ikan koan, karena upaya pengendalian enceng gondok itu akan gagal jika ikan-ikan koan ditangkap. Karena masyarakat merasa ikut terlibat mereka dapat melakukan kontrol atas anggota masyarakat lainnya. Kaum Adat di wilayah Danau Kerinci juga diikut sertakan dalam mendukung upaya pemerintah ini.
hasilnya, kini enceng gondok di Danau Kerinci betul-betul bisa dikendalikan dengan cara yang sama sekali tidak merusak ekosistem, bahkan membantuk ekonomi masyarakat di sekitar Danau Kerinci. Masyarakat kini bisa dengan senang hati memanen ikan.
Danau Kerinci kini menjadi model percontohan pengendalian tanaman enceng gondok yang ada di danau-danau yang berada di Nusantara. Dalam kesempatan itu juga dilakukan kajian dan studi lapangan tentang bagaimana mengendalikan enceng gondok di Rawa Pening Ambarawa.
Dengan senang hati Wakil Bupati Kerinci membagi pengalaman dalam pengendalian tanaman enceng gondok di Danau Kerinci kepada peserta yang ikut dalam acara tersebut.
Tampak sekali Menteri Lingkungan Hidup RI, Gubernur Jawa Tengah serta peserta lainnya antusias dengan penjelasan yang disampaikan oleh Wakil Bupati Kerinci.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar