Pengembangan Teknologi Prosesing Kemiri (Aleurites Moluccana) Untuk Lahan Marjinal di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur

Diposting oleh PERKEBUNAN_86 on Senin, 28 November 2011


 Pengembangan Teknologi Prosesing Kemiri (Aleurites Moluccana) Untuk Lahan Marjinal di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur

Tahap Outreach:Menyusun Model Implementasi Outreach
Tahun:2007
Propinsi:NUSA TENGGARA TIMUR
Kabupaten:ENDE
Judul:Pengembangan Teknologi Prosesing Kemiri (Aleurites Moluccana) Untuk Lahan Marjinal di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur
Pelaksana:Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
Penanggung Jawab:DR. Suparlan, M.Agr.
Komoditas 1:Kemiri
2:
3:
Teknologi:Rekayasa teknologi mesin prosesing yang meliputi modifikasi mesin pengering, dan pengupas kulit kemiri berdasarkan hasil evaluasi teknis terhadap mesin yang sudah ada dan disesuaikan dengan kebutuhan teknologi di tingkat petani kemiri kabupaten Ende.
Ringkasan:Kemiri (Aluerites moluccana)merupakan salah satu produk tanaman perkebunan unggulan propinsi Nusa Tenggara Timur, karena merupakan komoditas ekspor. Luas lahan perkebunan kemiri mencapai 64.413,54 hektardengan total produksi sebesar 280.465,62 ton gelondong per tahun. namun demikian dalam penanganan pasca panen dan pengolahannya masih dilakukan secara manual, sehingga produktivitas dan efisiensi usaha menjadi rendah dan kualitas biji kemiri yang dihasilkan menjadi rendah.Pengerinagn buah kemiri dengan menggunakan sinar matahari langsung membutuhkan waktu 3-7 hari, sedangkan kapasitas pengupasan kulit secara manual sebesar 5-6 kg per hari, dengan kualitas biji utuh yang dihasilkan maksimal 40%. Upaya untuk melakukan perbaikan prosesing telah dilakukan secara mekanis, namun mesin pengupas kulit kemiri yang ada di wilayah kabupaten Ende belum dapat berkembang karena belum berfungsi secara optimal. Sedangkan kemiri utuh yang dihasilkan dengan pengupasan mekanis masih relatif rendah sekitar 30%. Hasil kajian tahun 2006 diperoleh hasil bahwa dengan perlakuan pengeringan pada suhu 90^oC selama 75-90 menit sebelum proses pengupasan kulit dengan cara dijatuhkan secara gravitasi dapat menghasilkan kemiri utuh diatas 60% dengan warna biji putih. namun dari hasil rekayasa mesin perlakuan panas dengan sistem sangrai mekanis belum meberikan hasil yang baik. Dari segi operasional mesin kurang sesuai dengan kondisi lokasi dan kualitas hasil juga masih rendah. Pengembangan mesin prosesing buah kemiri terdiri dari dua unit mesin, yakni mesin pemanas model oven tipe drum berputar dan mesin pemecah kulit tipe sentrifugal horisontal. Unit mesin pemanas dilengkapi dengan unit bak perendaman dan penirisan. Unit mesin pemanas menggunakan tenaga penggerak motor bensin 5,5 HP dengan sumber pemanas kompor minyak tanah dan tungku biomasa.
Rekomendasi:Perlu dilakukan pengujian dan pengkajian lebih lanjut di tingkat petani dan dilakukan pada kondisi beban yang optimum untuk mengetahui kinerja dan kelayakan pengoperasian mesin yang sesungguhnya
Tindak Lanjut:Perlu dilakukan sosialisasi terhadap penggunaan mesin yang lebih intensif oleh instansi terkait agar teknologi prosesing kemiri dapat dikenal dan berkembang di tingkat petani.
Laporan Hasil:1. Kapasitas optimum mesin oven pemanas tipe drum berputar adalah 25 kg, dengan lama pemanasan 4 jam, menghasilkan biji terkupas mencapai 70% biji utuh 2. Makin dingin suhu air pemadam akan diperoleh hasil kupasan biji utuh makin tinggi. Suhu perendaman buah kemiri diusahakan minimal 20^oC 3. Biaya pokok pengoperasian mesin prosesing sebesar Rp. 15.208,- per jam atau Rp. 1.014,- per kilogram kemiri gelondong.
Pagu Anggaran:Rp. 88.000.000,-

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar